Penulis : AHMAD SYAUKAT*, TJIPTA SUHAEMI**
Sumber : http://jurnal.sttn-batan.ac.id/wp-content/uploads/2008/12/22_AhmadSyaukat%20237-248.pdf
Kesimpulan :
Industrialisasi memerlukan transformasidari sistem produksi kearah yang lebih efisiensehingga memerlukan waktu yang sesuaidengan pengembangan sumber daya baik SDMmaupun finansial. Tarikan pasar menyangkutkebutuhan energi juga akan mempengaruhiperkembangan industri nuklir di IndonesiaSkenario industri nuklir jangka panjangmelibatkan pembangunan PLTN dan kegiatannuklir lainnya yang dapat memberikan dalamjangka panjang jaminan suplai komponen danservis berkaitan dengan operasi PLTN maupunbarang modal untuk pemenuhan pasardomestik.Lembaga R&D menyediakan saluran danmengadaptasi teknologi untuk industri yangakan dikembangkan di dalam negeri. Pilihanpilihandan waktu pengembangan teknologisudah tentu dilaksanakan berdasarkan prioritasyang konsisten dengan strategi pengembanganprogram energi nuklir dan sumber daya, baikSDM dan finansial yang tersedia untukmengeksploitasi teknologi.Pendekatan normatif yang implisit dalamkebanyakan panduan keselamatan nuklir dariIAEA langsung atau tidak langsung diikutidalam pembangunan jenjang fungsional dankeahlian SDM. Pendekatan ini dilaksanakandan disesuaikan dengan pengalaman ataukebutuhan organisasi. Batan membina jenjangpranata nuklir yang berkaitan dengan kegiatanpengelolaan instalasi nuklir. BPPT membinajenjang perekayasa yang berkaitan denganperancangan dan pembuatan peralatan.Sedangkan Bapeten membina jenjang pengawasradiasi yang berkaitan dengan pengaturan,perizinan dan inspeksi serta supervisi pemanfaatan tenaga nuklir. PengembanganSDM dengan prosedur formal ini dapatmenghasilkan keahlian yang juga bersifat lokalapabila spesifikasi keahlian sebagai acuanpenilaian tidak cukup rinci. Kecanggihanteknologi menurut pandangan tekno-ekonomikhususnya teknometrik dapat membantumemahami karakteristik teknologi komersialserta strata keahlian bagi SDM.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar